Kamis, 14 Februari 2008


Jika Si Kecil Tidur Mendengkur

Si kecil tidur mendengkur atau ngorok kerap disepelekan oleh orang tua. Padahal, mendengkur keras saat tidur dan sering diselingi tarikan napas panjang yang spontan dan cepat seolah tercekik merupakan kondisi yang harus diwaspadai.


Mendengkur, tak hanya akan membuat kondisi kesehatan si kecil terganggu. Kelak jika sudah dewasa iapun akan rentan terhadap stroke, hipertensi dan penyakit jantung.


Apakah mendengkur itu?
Dalam istilah medis, mendengkur atau ngorok disebut dengan obstructive sleep apnea (OSA), yakni tersumbatnya saluran napas atas saat tidur. Namun kondisi masih memungkinkan bagi penderitanya untuk tetap dapat bernapas. Tak hanya orangtua, anak-anak usia balita pun juga banyak yang menderita OSA.


Namun tidak setiap anak yang mendengkur mengidap OSA. Mendengkur dapat juga disebabkan karena si kecil terlalu capai bermain disiang hari.
Ciri-ciri
1. Saat tidur, akan keluar suara dengkuran dan si kecil tampak kesulitan bernapas.
2. Si kecil akan berkeringat terus menerus saat tidur. Hal ini karena organ-organ tubuhnya

sebenarnya tetap terjaga untuk selalu siap "membangunkan" fungsi sadar otak saat

napasnya terhenti. Akibatnya organ-organ tubuhnya lelah sehingga si kecil jadi

berkeringat saat tidur.
3. Pada siang hari, si kecil akan sangat aktif. Hal ini karena tidurnya yang tidak sempurna

maka ia menjadi uring-uringan dan melampiaskannya dengan perilaku hiperaktif.
4. Si kecil mudah tertidur di mana saja. Hal ini karena ia kurang tidur di malam hari sehingga

ia menjadi cepat lelah, baik fisik maupun mental.

Penyebab
1. Mengendornya otot-otot pernapasan sewaktu anak tidur.
2. Si kecil memiliki kelebihan jaringan pada saluran pernapasan bagian atas.
3. Adanya ketidaknormalan anatomi saluran pernapasan bagian atas dan rahang.


Seharusnya dalam kondisi normal otot-otot yang mengendalikan lidah dan jaringan lunak serta langit-langit mulut menjaga saluran napas tetap terbuka selama anak tidur. Namun pada penderita OSA, otot-otot tersebut terlalu relaks sehingga saluran pernapasan menyempit dan memicu anak untuk mendengkur dan selanjutnya sulit bernapas.


Solusi
Memeriksakan anak merupakan tindakan yang paling disarankan. Biasanya, jika hasilnya memang positif, si kecil penderita OSA maka akan ditawarkan beberapa pilihan terapi sesuai dengan berat ringannya kasus.


Terapi yang diberikan
1. Dilakukan operasi pelebaran saluran napas atas (UPP) atau somnoplasty.
2. Untuk mengatasi penyempitan jalan napas yang disebabkan oleh kecilnya rahang bawah

maka biasanya akan dilakukan operasi plastik mulut.
3. Menggunakan dental appliances. Alat ini berfungsi mengganjal mulut untuk mencegah lidah

terjatuh dan bisa melebarkan saluran napas.
4. Terapi Continous Positive Airway Pressure (CPAP), yaitu meniupkan udara bertekanan

tinggi ke jalan napas selama tidur sehingga tidak akan lagi terjadi penyempitan. Pada

praktiknya, saat tidur penderita OSA akan menggunakan alat yang berbentuk masker.

Tidak ada komentar: